Selain sawi putih (sawi jabung), sawi keriting, sawi hijau, sawi huma,
satu lagi jenis sawi yang cukup akrab bagi lidah masyarakat Indonesia,
yakni sawi bakso atau caisim yang juga sering disebut dengan sawi Cina.
Saat ini, sawi tersebut sudah banyak dijual di pasar-pasar.
Caisim memiliki tangkai daun yang panjang, warnanya putih kehijauan, bentuknya langsing, berdaun lebar memanjang serta tipis. Rasa sayur yang satu ini renyah bercampur sedikit rasa pahit. Oleh masyarakat diolah menjadi berbagai jenis masakan, utamanya dicampur dengan bakso serta mie ayam.
Caisim dapat tumbuh di berbagai tempat, namun hasil yang terbaik akan didapat jika dibudidayakan di dataran tinggi, yakni mulai dari ketinggian 5 - 1.200 meter di atas permukaan laut. Karena tahan terhadap air hujan, caisim dapat di tanam sepanjang tahun, dan pertumbuhannya akan lebih cepat jika ditanam di daerah yang lembab.
Meski tahan terhadap air hujan, namun caisim tidak suka pada air yang menggenang. Karena itu, waktu yang cocok untuk menanam sawi bakso ini adalah pada akhir musim penghujan. Ditanam di atas tanah yang gembur, subur, memiliki pembuangan air yang baik, mengandung humus yang cukup, serta memiliki derajat keasaman (pH) tanah antara pH 6 sampai pH 7.
Teknik dan cara menanam Caisim yang benar adalah :
1. PEMBENIHAN
Sebagaimana jenis tanaman yang lain, benih adalah faktor penentu awal keberhasilan budidaya caisim. Benih caisim yang berbentuk bulat, kecil, agak keras, berwarna kehitaman dan memiliki permukaannya licin mengkilap harus memiliki kualitas yang baik sebelum dijadikan bibit. Untuk memastikan kualitas benih tersebut baik, kemasan benih harus terbuat dari aluminium foil dengan bentuk kemasan yang masih utuh. Untuk benih yang berasal dari penanaman, pastikan benih tersebut berumur lebih dari 70 hari dan disimpan tidak lebih dari 3 tahun. Untuk setiap hektar lahan tanam, benih caisim yang dibutuhkan sebanyak 750 gram.
2. PERSIAPAN LAHAN
Sebelum ditanami Caisim, lahan harus dalam kondisi bersih dari berbagai macam tumbuhan gulma serta rumput liar. Tanah juga harus gembur dengan cara mencangkul atau membajaknya. Setelah persiapan awal pembuatan lahan selesai, maka tahap persiapan lahan dilanjutkan dengan beberapa tahap dibawah ini;
a. Membuat bedengan
Buatlah bedengan berukuran lebar 1 meter dan tinggi 25-30 cm. Antara bedengan yang satu dengan yang lain, pisahkan dengan parit selebar 40 cm.
b. Menebar Pupuk
Taburkanlah pupuk organik atau pupuk kandang di atas bedengan dengan dosis 100kg/ha, dan aduk sampai rata. Biarkan selama 5 hari sebelum lahan siap ditanami.
c. Mengukur dan menstabilkan kadar keasaman tanah
Untuk daerah yang memiliki pH terlalu rendah (asam), lakukan pengapuran untuk menaikkan derajat keasaman tanah, sekitar 2 sampai 4 minggu sebelum proses penanaman. Sementara untuk jenis kapur yang dipakai adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2).
3. PEMBIBITAN.
Selama proses pengolahan tanah untuk penanaman, kita bisa melakukannya bersamaan dengan pembibitan. Tujuannya selain untuk efisiensi waktu, juga agar benih dapat lebih cepat melakukan adaptasi dengan lingkungannya. Untuk pembibitan ini, bedengan yang dibutuhkan berukuran lebar 80 – 120 cm, panjang 1 – 3 meter, dan tinggi 20 – 30 cm. Taburkan pupuk kandang yang ditambah dengan 20 gram urea, 7,5 gram Kcl, dan 10 gram TSP, dan 7,5 gram Kcl.. di atas bedengan pembibitan, dua minggu sebelum ditaburkannya benih.
Untuk teknik dalam melakukan pembibitan, caranya dengan menaburkan benih lalu menutupinya dengan tanah setebal 1 – 2 cm, sebelum akhirnya disiram menggunakan sprayer. Dalam kurun waktu 3 – 5 hari, benih yang tadi disebar akan mulai kelihatan tumbuh.
4. PENANAMAN.
Bedengan untuk lahan penanaman dibuat dengan ukuran: lebar 120 cm, tinggi 20 – 30 cm, dan panjang sesuai dengan ukuran petak lahan. Sementara jarak antar bedeng sejauh 30 cm. Lakukan pemupukan pada bedengan tersebut seminggu sebelum penanaman, dan untuk setiap satu hektar lahan dibutuhkan 3 – 5 ton pupuk kandang, 40 kg TSP serta 15 kg Kcl.
Setelah semuanya siap, lakukan penanaman dengan memperhatikan jarak tanam dalam bedengan. Pilih bibit yang baik dan pindahkan bibit tersebut dengan hati-hati ke dalam lubang berukuran 4 – 8 x 6 – 10 cm.
5. PEMELIHARAAN
Selama masa pemeliharaan, terdapat bebera poin yang harus dilakukan agar pertumbuhan Caisim menjadi maksimal, beberapa bagian perawatan tersebut seperti ;
a. Penyiraman
proses penyiraman harus senantiasa diperhatikan. Penyiraman itu sendiri sangat tergantung pada musim. Jika pada musim penghujan air yang turun dirasa berlebih, maka harus dilakukan pengurangan air, begitu juga sebaliknya, pada saat musim kemarau, air yang disiramkan juga harus ditambah. Sementara untuk cuaca yang normal, penyiraman hanya dilakukan sehari sekali, yakni pada pagi atau sore hari.
b. Penjarangan dan penyulaman
Penjarangan dan penyulaman juga harus dilakukan selama masa pemeliharaan, yakni dengan mencabut gulma dan tanaman yang tumbuh terlalu rapat, serta mengganti tanaman yang rusak atau mati dengan tanaman yang baru. Penjarangan dilakukan setelah 2 minggu dari masa tanam, sedang penyulaman dilakukan 2 – 4 kali selama masa penanaman, disesuaikan dengan keberadaan gulma pada bedengan. Selama masa pemeliharaan harus pula dilakukan pemupukan tambahan, yakni 3 minggu setelah masa tanam, dengan menggunakan 20 kg urea untuk setiap hektar lahan.
6. PANEN DAN PASCA PANEN.
Caisim sudah dapat dipanen setelah 20 hari sejak bibit dipindahkan dari lahan penyemaian atau 40 hari jika dihitung dari awal, dan paling lama 70 hari. Untuk memanennya, bisa dilakukan dengan dua cara, yakni dengan memotong pangkal batang dengan pisau tajam atau mencabut seluruh tanaman berikut akarnya. Hindari jangan sampai terlambat dalam melakukan pemanenan, karena dapat menyebabkan caisim cepat berbunga.
Setelah dipanen, letakkan caisim di tempat yang teduh dan diberi percikan air agar tidak mudah layu. Jangan menyimpan caisim terlalu lama, karena penyimpanan di suhu ruang hanya mampu membuatnya bertahan 1-2 hari saja. Tapi jika diletakkan di dalam kulkas serta dibalut dengan kertas koran atau kantong plastic, caisim dapat bertahan sampai 1 minggu.
Caisim memiliki tangkai daun yang panjang, warnanya putih kehijauan, bentuknya langsing, berdaun lebar memanjang serta tipis. Rasa sayur yang satu ini renyah bercampur sedikit rasa pahit. Oleh masyarakat diolah menjadi berbagai jenis masakan, utamanya dicampur dengan bakso serta mie ayam.
Caisim dapat tumbuh di berbagai tempat, namun hasil yang terbaik akan didapat jika dibudidayakan di dataran tinggi, yakni mulai dari ketinggian 5 - 1.200 meter di atas permukaan laut. Karena tahan terhadap air hujan, caisim dapat di tanam sepanjang tahun, dan pertumbuhannya akan lebih cepat jika ditanam di daerah yang lembab.
Meski tahan terhadap air hujan, namun caisim tidak suka pada air yang menggenang. Karena itu, waktu yang cocok untuk menanam sawi bakso ini adalah pada akhir musim penghujan. Ditanam di atas tanah yang gembur, subur, memiliki pembuangan air yang baik, mengandung humus yang cukup, serta memiliki derajat keasaman (pH) tanah antara pH 6 sampai pH 7.
Teknik dan cara menanam Caisim yang benar adalah :
1. PEMBENIHAN
Sebagaimana jenis tanaman yang lain, benih adalah faktor penentu awal keberhasilan budidaya caisim. Benih caisim yang berbentuk bulat, kecil, agak keras, berwarna kehitaman dan memiliki permukaannya licin mengkilap harus memiliki kualitas yang baik sebelum dijadikan bibit. Untuk memastikan kualitas benih tersebut baik, kemasan benih harus terbuat dari aluminium foil dengan bentuk kemasan yang masih utuh. Untuk benih yang berasal dari penanaman, pastikan benih tersebut berumur lebih dari 70 hari dan disimpan tidak lebih dari 3 tahun. Untuk setiap hektar lahan tanam, benih caisim yang dibutuhkan sebanyak 750 gram.
2. PERSIAPAN LAHAN
Sebelum ditanami Caisim, lahan harus dalam kondisi bersih dari berbagai macam tumbuhan gulma serta rumput liar. Tanah juga harus gembur dengan cara mencangkul atau membajaknya. Setelah persiapan awal pembuatan lahan selesai, maka tahap persiapan lahan dilanjutkan dengan beberapa tahap dibawah ini;
a. Membuat bedengan
Buatlah bedengan berukuran lebar 1 meter dan tinggi 25-30 cm. Antara bedengan yang satu dengan yang lain, pisahkan dengan parit selebar 40 cm.
b. Menebar Pupuk
Taburkanlah pupuk organik atau pupuk kandang di atas bedengan dengan dosis 100kg/ha, dan aduk sampai rata. Biarkan selama 5 hari sebelum lahan siap ditanami.
c. Mengukur dan menstabilkan kadar keasaman tanah
Untuk daerah yang memiliki pH terlalu rendah (asam), lakukan pengapuran untuk menaikkan derajat keasaman tanah, sekitar 2 sampai 4 minggu sebelum proses penanaman. Sementara untuk jenis kapur yang dipakai adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2).
3. PEMBIBITAN.
Selama proses pengolahan tanah untuk penanaman, kita bisa melakukannya bersamaan dengan pembibitan. Tujuannya selain untuk efisiensi waktu, juga agar benih dapat lebih cepat melakukan adaptasi dengan lingkungannya. Untuk pembibitan ini, bedengan yang dibutuhkan berukuran lebar 80 – 120 cm, panjang 1 – 3 meter, dan tinggi 20 – 30 cm. Taburkan pupuk kandang yang ditambah dengan 20 gram urea, 7,5 gram Kcl, dan 10 gram TSP, dan 7,5 gram Kcl.. di atas bedengan pembibitan, dua minggu sebelum ditaburkannya benih.
Untuk teknik dalam melakukan pembibitan, caranya dengan menaburkan benih lalu menutupinya dengan tanah setebal 1 – 2 cm, sebelum akhirnya disiram menggunakan sprayer. Dalam kurun waktu 3 – 5 hari, benih yang tadi disebar akan mulai kelihatan tumbuh.
4. PENANAMAN.
Bedengan untuk lahan penanaman dibuat dengan ukuran: lebar 120 cm, tinggi 20 – 30 cm, dan panjang sesuai dengan ukuran petak lahan. Sementara jarak antar bedeng sejauh 30 cm. Lakukan pemupukan pada bedengan tersebut seminggu sebelum penanaman, dan untuk setiap satu hektar lahan dibutuhkan 3 – 5 ton pupuk kandang, 40 kg TSP serta 15 kg Kcl.
Setelah semuanya siap, lakukan penanaman dengan memperhatikan jarak tanam dalam bedengan. Pilih bibit yang baik dan pindahkan bibit tersebut dengan hati-hati ke dalam lubang berukuran 4 – 8 x 6 – 10 cm.
5. PEMELIHARAAN
Selama masa pemeliharaan, terdapat bebera poin yang harus dilakukan agar pertumbuhan Caisim menjadi maksimal, beberapa bagian perawatan tersebut seperti ;
a. Penyiraman
proses penyiraman harus senantiasa diperhatikan. Penyiraman itu sendiri sangat tergantung pada musim. Jika pada musim penghujan air yang turun dirasa berlebih, maka harus dilakukan pengurangan air, begitu juga sebaliknya, pada saat musim kemarau, air yang disiramkan juga harus ditambah. Sementara untuk cuaca yang normal, penyiraman hanya dilakukan sehari sekali, yakni pada pagi atau sore hari.
b. Penjarangan dan penyulaman
Penjarangan dan penyulaman juga harus dilakukan selama masa pemeliharaan, yakni dengan mencabut gulma dan tanaman yang tumbuh terlalu rapat, serta mengganti tanaman yang rusak atau mati dengan tanaman yang baru. Penjarangan dilakukan setelah 2 minggu dari masa tanam, sedang penyulaman dilakukan 2 – 4 kali selama masa penanaman, disesuaikan dengan keberadaan gulma pada bedengan. Selama masa pemeliharaan harus pula dilakukan pemupukan tambahan, yakni 3 minggu setelah masa tanam, dengan menggunakan 20 kg urea untuk setiap hektar lahan.
6. PANEN DAN PASCA PANEN.
Caisim sudah dapat dipanen setelah 20 hari sejak bibit dipindahkan dari lahan penyemaian atau 40 hari jika dihitung dari awal, dan paling lama 70 hari. Untuk memanennya, bisa dilakukan dengan dua cara, yakni dengan memotong pangkal batang dengan pisau tajam atau mencabut seluruh tanaman berikut akarnya. Hindari jangan sampai terlambat dalam melakukan pemanenan, karena dapat menyebabkan caisim cepat berbunga.
Setelah dipanen, letakkan caisim di tempat yang teduh dan diberi percikan air agar tidak mudah layu. Jangan menyimpan caisim terlalu lama, karena penyimpanan di suhu ruang hanya mampu membuatnya bertahan 1-2 hari saja. Tapi jika diletakkan di dalam kulkas serta dibalut dengan kertas koran atau kantong plastic, caisim dapat bertahan sampai 1 minggu.
6 cara mudah budidaya caisim dengan benar
Reviewed by Rajatogel.com
on
07:14
Rating:
No comments:
Post a Comment